Jurnal tentang budaya organisasi pdf


















Setiap organisasi pasti memiliki budaya organisasi yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini berarti budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Mengenai budaya organisasi, dalam sebuah perusahaan tidak akan berkembang menjadi perusahaan yang maju tanpa memperkokoh fondasi budayanya.

Setelah budaya kuat maka akan berpengaruh besar terhadap strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Budaya organisasi akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan yang dapat menaikkan koordinasi antar karyawan.

Budaya organisasi meresap dalam kehidupan organisasi dan selanjutnya mempengaruhi setiap kehidupan organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi berpengaruh sangat besar pada aspek-aspek fundamental dari motivasi seseorang. Untuk dapat mengelola organisasi dengan baik diperlukan pengertian yang jelas dan perhatian terhadap budaya organisasi. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.

Lingkungan kerja merupakan elemen-elemen organisasi sebagai sistem sosial yang mempunyai pengaruh kuat di dalam pembentukan perilaku individu pada organisasi dan berpengaruh terhadap kinerja organisasi Rivai dan Basri, Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungannya.

Oleh karena itu, hendaknya diusahakan agar lingkungan kerja harus baik dan kondusif menjadikan karyawan merasa betah berada di ruangan dan merasa senang serta bersemangat untuk melaksankan setiap tugas-tugasnya.

Motivasi kerja karyawan menjadi sangat penting karena penurunan motivasi kerja baik individu maupun kelompok dalam suatu perusahaan dapat memberi dampak yang berarti dalam suatu perusahaan.

Sehingga dalam hal ini seorang manajer memiliki tugas yang cukup berat dimana dia harus selalu berusaha memberi motivasi bagi bawahannya agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan perusahaan. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan Heidjrachman dan Husnan, Itulah mengapa para manajer dituntut agar bisa mengarahkan para karyawannya dengan baik dan terarah tanpa terkesan memerintah.

Kantor pusat Century21 yang terletak di Jl. Satrio Kav. Century21 berdiri pada 2 Agustus dibawah naungan Grup Ciputra, saat ini Century telah beroperasi di 30 kota besar di Indonesia, dengan berbagai penghargaan yang telah berhasil diraihnya, sebagai Top Preffered Broker Franchise, Top of Mind, The Progressive Brokerage dalam Property Indonesia Award.

Bukan hal yang mudah untuk menjaga prestasi perusahaan, diperlukan karyawan yang memilki motivasi tinggi dalam bekerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pimpinan Century21 berupaya menciptakan dan menjaga budaya organisasi yang kuat di lingkungan perusahaan, hal ini dapat dilihat dari adanya kebiasaan berdoa pada saat memulai kerja dan melakukan briefing untuk kegiatan satu hari kedepan.

Demikian pula dengan lingkungan fisik di Century21 sudah cukup diperhatikan oleh pimpinan, hal ini terlihat pada penataan ruang yang ada di sana memudahkan para karyawan dalam menjalani tugas-tugas mereka. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengangkat topik bagaimana pengaruh budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan Century21 Kuningan Jakarta, dengan spesifikasi masalah pokok sebagai berikut: 1. Budaya organisasi Budaya organisasi adalah kesepakatan bersama tentang nilai yang dianut bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam organiasi yang bersangkutan.

Budaya organisasi adalah persepsi yang sama dikalangan seluruh anggota organisasi tentang makna hakiki kehidupan Bersama Siagian, Robbins mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi dengan organisasi lain. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sistem pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain.

Menurut Turner , budaya organisasi adalah norma-norma perilaku, sosial, dan moral yang mendasari setiap tindakan dalam organisasi dan dibentuk oleh kepercayaan, sikap, dan prioritas anggotanya. Sedangkan menurut Victor Tan dalam Wibowo budaya organisasi adalah cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya budaya organisasi adalah suatu sistem kesepakatan bersama dari nilai, norma maupun perilaku yang berlaku dalam suatu organisasi yang sifatnya mengikat dan membedakan antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain.

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempegaruhi dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperatur, kelembapan, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai tidaknya alat-alat perlengkapan kerja Isyandi, Sedarmayanti mendefinisikan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Menurut Simanjuntak lingkungan kerja dapat diartikan sebagai keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya, sebagai pengaruh kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Sedangkan menurut Mardiana lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari.

Motivasi Kerja Robbin menyatakan bahwa motivasi merupakan proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian tujuan. Menurut Hasibuan motivasi kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang optimal. Dan Kusnadi menjelaskan motivasi merupakan upaya-upaya yang memunculkan semangat dari dalam orang itu sendiri melalui fasilitas penyediaan kepuasan.

Dari pengertian di atas bahwa motivasi kerja merupakan suatu keahlian dalam mengarahkan atau mengendalikan dan menggerakan seseorang untuk melakukan tindakan akan perilaku yang diinginkan berdasarkan sasaran- sasaran yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan Teknik Purposive Sampling, yaitu dengan pertimbangan karyawan yang saat ini berada di kantor pusat Century21 maka sampel penelitian ini sebanyak responden. Indikator pada penelitian ini adalah: Tabel 1.

Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja. Pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja. Pengaruh budaya organisasi terhadap lingkungan kerja. Pengaruh budaya organisasi yang dimediasi oleh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja.

Pengaruh budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja secara simultan. Hasil perhitungan lengkap WarpPLS 4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Lingkungan Kerja. Artinya, bila budaya organisasi semakin baik maka motivasi kerja karyawan semakin meningkat, dan sebaliknya. Artinya, bila lingkungan kerja semakin kondusif maka motivasi kerja karyawan semakin meningkat, dan sebaliknya.

Artinya, bila budaya organisasi semakin baik maka lingkungan kerja semakin kondusif, dan sebaliknya. Artinya, bila budaya organisasi semakin baik maka lingkungan kerja semakin kondusif dan motivasi kerja karyawan semakin meningkat. Dilihat dari hasil kedua variabel yaitu budaya organisasi dan lingkungan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa variabel budaya organisasi lebih dominan dibandingkan variabel lingkungan kerja dalam mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Maka, budaya organisasi memfokuskan pada kekuatan informal dalam perusahaan, yaitu kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengaruh besar pada perilaku dan produktivitas karyawannya, barangkali lebih daripada kebijakan-kebijakan atau pedoman-pedoman formal dan tertulis Pascale, ; Sathe, ; Schneider, ; pada Webster, Hofstede et al.

Demikian juga pendapat Thompson dan Strickland , dinyatakan bahwa seringkali banyak komponen budaya organisasi berkaitan dengan para pendiri atau pemimpin perusahaan sebelumnya yang selanjutnya mengartikulasikannya sebagai budaya organisasi, atau sebagai rangkaian prinsip, kebijakan, pandangan yang harus dipegang oleh organisasi.

Setelah terbentuk, budaya organisasi dapat dipertahankan dengan usaha dari pemimpinnya, dengan melakukan seleksi atas para anggota baru sesuai dengan seberapa besar nilai dan perilaku mereka sejalan dengan nilai-nilai organisasi, kemudian dilakukan indoktrinasi sistematis pada para anggota baru tentang dasar-dasar budaya organisasi.

Webster merangkum pendapat beberapa ahli bahwa eksplorasi budaya organisasi dianggap penting karena telah ditunjukkan bahwa budaya : Memberikan tema sentral sebagai panduan perilaku karyawan Gregory, Komunikasi memberi dampak yang sangat luas bagi dimensi organisasiona! Berbagai pustaka menekankan terdapatnya hubungan antara komunikasi dan keberhasilan organisasi.

Sehingga memperbaiki komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi. Tujuan utama komunikasi organisasi adalah memperbaiki organisasi. Penelitian Kartika Sukarno, menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada kantor perpustakaan daerah Provinsi jawa tengah. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PDAM Kabupaten Demak Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Kepemimpinan menurut Terry Thoha, : adalah sebuah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar mereka mau di arahkan mencapai suatu tujuan organisasi.

Penelitian Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno, menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja Karyawan Nursiah , menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja PT. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H2 : Kepemimpinan berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PDAM Kabupaten Demak Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Smircich menjelaskan, budaya organisasi sebagai nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama memberikan beberapa fungsi penting.

Tehnik sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik sensus, dimana seluruh populasi yaitu seluruh pegawai PDAM di Kabupaten Demak digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Skala Pengukuran Skala Pengukuran yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan menggunakan jenis skala Likert.

Hal ini didasarkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi. Penentuan semua kadar variabel dilakukan dengan cara masing-masing pernyataan yang diberi skor jawaban sesuai dengan pilihan yang ditentukan oleh responden. Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai Dari uji hipotesis 1 dihasilkan bahwa komunikasi berpengaruh terhadap kinerja.

Hasil ini mendukung penelitian yang pernaj dilakukan oleh Kartika Sukarno yang menyimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengindentifikasikan bahwa komunikasi yang baik akan mempermudah koordinasi, saling memberikan informasi dan hubungan pegawai menjadi lebih harmonis saat bekerja.

Dengan demikian meningkatnya komunikasi pegawai akan meningkatkan kinerja pegawai pula. Menurut Greenberg dan Baron , menyebutkan bahwa para ahli beranggapan komunikasi sebagai proses utama yang melandasi semua aspek operasional organisasi. Komunikasi memberi dampak yang sangat luas bagi dimensi organisasional, seperti: performa karyawan, kepuasan kerja, pencapaian target organisasi, dan sebagainya 2.

Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Terbuktinya pengujuan hipotesis 2 dapat memberi makna bahwa kepemimpinan yang dilakukan dengan cara melakukan pendekatan bawahan akan meningkatkan kinerja bawahan. Kepemimpian pada PDAM kabupaten demak dalam pemberian motivasi untuk bekerja dengan percaya diri pegawai merupakan hal yang sangat baik dalam peningkatan kinerja.

Pegawai merasa nyaman dan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Seorang pemimpin mampu memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik akan meningkatkan kinerja pegawai dan membuat pegawai lebih hati-hati berusaha mencapai target yang diharapkan organisasi.

Seorang pemimpin yang mampu mengakomodir potensi bawahannya, maka akan lebih kondusif situasinya dalam pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, faktor inisiatif dari para pegawai dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, akan sangat mempengaruhi hasil kerjanya, semakin baik daya inisiatifnya, maka hasilnya akan menjadi optimal. Di samping itu, pemimpin di PDAM Kabupaten Demak memiliki sikap terbuka untuk dikritik, legowo, dan bijaksana sehingga mau menerima saran dan terbuka untuk dikritik.

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Terbuktinya budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifkan terhadap kinerja akan membuktikan bahwa semakin baik budaya yang dikembangkan pada organisasi maka akan meningkatkan kinerja pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kekompokan dalam bekerja sama, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, disiplin dan bersama-sama menjaga nama baik organisasi akan mampu meningkatkan kinerja pegawai yang profesional dan handal. Implikasi Penelitian a. Implikasi Teoritis - Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Binawan Nur Tjahjono dan Tri Gunarsih tentang Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organganisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah yang menemukan bahwa variabel motivasi dan budaya organisasi secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.

Demak hal ini sejalan dengan penelitian Nursiah , karena kepemimpinan yang terjadi di Bappeda bersifat partisipatif dan konsultatif dimana antara pimpinan dan bawahan saling mencari infomasi sebagai masukan perencanaan.

Pemimpin transformasional mampu menyatukan seluruh bawahannya dan mampu mengubah keyakinan beliefs , sikap, dan tujuan pribadi masing-masing bawahan demi mencapai tujuan, bahkan melampaui tujuan yang ditetapkan. Pei Hai International Wiratama Indonesia yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Demak hal ini sejalan dengan penelitian Binawan Nur Tjahyono Tri Gunarsih , juga mendukung teori Webster yang menyatakan bahwa terdapat elemen umum yang dapat dirangkum dalam menjelaskan tentang budaya organisasi, yaitu: budaya organisasi adalah tidak ditulis; tidak dikemukakan secara formal; dan yang berlangsung sesungguhnya, budaya organisasi adalah pola kesamaan nilai dan keyakinan yang membantu individu- individu memahami fungsi perusahaan sehingga dapat memberikan norma perilaku di organisasi.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Binawan Nur Tjahjono dan Tri Gunarsih tentang Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organganisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Lingkungan Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah yang menemukan bahwa variabel motivasi dan budaya organisasi secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.

Demak dalam meningkatkan kinerja pegawainya. Demak dituntut bekerja secara professional. Untuk meningkatkan kinerja tersebut variabel yang paling berpengaruh signifikan adalah variabel budaya organisasi. Hal ini memberikan implikasi untuk membentuk budaya organisasi yang kuat dengan ditunjang sumber daya manusia yang professional dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

Sedangkan variabel komunikasi dalam meningkatkan kinerja karyawan tidak berpengaruh signifikan, hasil ini memberikan implikasi bahwa komunikasi secara otomatis telah dilakukan baik lisan maupun tulisan karena dalam pelaksanaan tugas di PDAM bersifat koordinatif.

Untuk variabel kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan juga berpengaruh signifikan. Hasil ini menunjukkan perlu adanya perilaku pimpinan yang dapat memotivasi karyawannya.

Operation strategy: a literature review. Journal of Operations Management, 8, Arogyaswamy, B. Organizational culture: Internal and external fits.

Journal of Management, 13, Anwar, R. Baron, Robert. Components of culture: Nature, interconnections, and relevance to the decisions on the organization structure. Management Science, 40 1. Batelaan, V, J. Bozart, C. Configurations in manufacturing strategy: A review and directions for future research.

Journal of Operation Management, 16, Christensen, E. An exploring of industry, culture and revenue growth. Organization Studies, 20 3 , Chatman, J, A. Assesing the relationship between industry characteristics and organizational culture: how different can you be?. Academy of Management Journal, 37, Gibson, J. Hadi, Sutrisno. Handoko, T. Hair, J, F, Jr. Hofstede, G. Measuring organizational culture: A qualitative and quantitative study across twenty cases, Administrative Science Quarterly, 35, Klein, A, S.

Organization culture, distribution and amount of control, and perceptions of quality. Group and Organization Management, 20 2 , Kotter, J, P. The Leadership Factor. New York: Free Press. State University of New York Press. Miller, H. E, Katerberg, R. Mowday, R. Nelson, Debra. Prenhallindo, Jakarta. Rotwell, W. Ruky, Achmad, S. Gramedia Pustaka Utama. Personel and Human Resource Managemnt. New York, West Publ. Co Sekaran, U.

Bina Aksara , Jakarta. Simamora, Henry. Manajemen Sumber daya Manusia. Edisi kedua. Motivation and Work Behavior. Mc Graw-Hill Book Co.



0コメント

  • 1000 / 1000